10. Ice Circles

9. Red Tides

8. Columnar Basalt

7. Sun Dogs

6. Moeraki Boulders

5. Penitentes

4. Light Pillars

3. Catatumbo Lightning

2. Cave of the Crystals

1. Pink and White Terraces

MUKADIMAH
Bahwa sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan alam semesta dengan segala isinya bagi manusia yang bertugas sebagai kholifah di muka bumi dan agar mereka memakmurkannya bagi kesejahteraan umat.
Dengan kemurahan dan kasih sayang-Nya Allah SWT telah menurunkan Islam dengan seperangkat ajaran yang mengatur segala prilaku dan kehidupan manusia merupakan pedoman yang sangat ideal bagi setiap umat manusia, sehingga menjadikan dirinya sebagai khalifah bagi sekalian alam.
Menyadari akan hak dan kewajiban serta tanggung jawab sebagai mahasiswa/i muslim, generasi pengemban amanat Allah, maka kami bertekad untuk mewujudkan nilai-nilai ajaran Islam dengan memelihara dan melestarikan lingkungan hidup secara perorangan atau kelompok. Untuk mendapatkan keridhoan dari-Nya.
SEJARAH
MAHAPEKA atau Mahasiswa Pencinta Kelestarian Alam Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung, pertama kali didirikan pada tanggal 07 Maret 1984, bertepatan dengan tanggal 4 Jumadil Akhir 1404 H, di Bandung. Berawal dari keinginan untuk dapat berkumpul dan berkelompok dengan orang-orang yang memiliki hobby dan tujuan yang sama. Keinginan atau hasrat tersebut selain karena hobby petualangan, juga terdorong oleh kenyataan kondisi kampus (saat itu) yang memang sudah saatnya memiliki orang-orang yang sadar dan peduli terhadp lingkngan sekitar, khususnya lingkungan kampus Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Saat itulah timbul suatu gagasan untuk menformulasikan hasrat tersebut dalam suatu wadah yang konstruktif dan teroganisir.
Menyadari hal itu, maka beberapa gelintir Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Gunung Djati Bandung (sebelum berganti nama menjadi Universitas Islam Negeri) memprakarsai untuk membentuk suatu kelompok, yang pada waktu kemudian berdirilah organisasi yang ber-note bone Pencinta Alam, maka saat itulah 7 Maret 1984, lahir embrio organisasi Pencinta Alam, yang sampai saat ini menamakan diri MAHAPEKA (Mahasiswa Pencinta Kelestarian Alam).
Pada awalnya MAHAPEKA hanya melakukan kegiatan-kegiatan berupa perambahan hutan dan penjelajahan gunung-gunung, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan kebersihan dan penghijauan di lingkungan kampus. (Alhamdulillah sampai saat ini partisipasi MAHAPEKA dalam upaya kebersihan dan keindahan kampus masih tetap ada dan Isnya Allah akan senantiasa terus ada dan terus ditumbuhkan di hati setiap anggota MAHAPEKA)
MAHAPEKA, dalam merefleksikan kegiatan-kegiatannya mencoba menjadikan alam terbuka sebagai arena Dakwah disamping sebagai termpat bertafakur. Mulai alam terbuka, MAHAPEKA mencoba merealisasikan ayat-ayat Allah yang menyebutkan bahwa “Manusia itu diciptakan sebagai khalifah di muka bumi” (Al-Baqarah:30, Shaad:26) dan sebagai pemakmur bumi (Hud:61). Untuk itu Biarkan kami berbicara tentang misi, penghayatan dan pengalaman agama dengan cara kami sendiri.
Waktu berjalan bagai air di sungai yang tiada mengenal henti, dan MAHAPEKA pun terus melangkah kaki-kakinya yang kekar ke arah yang lebih jauh. Berbagi kegiatan selalu gencar dilaksanakan, mulai dari yang sifatnya rutin (yakni Tata Ruang Kampus dan Penghijauan) sampai pada kegiatan-kegiatan yang sifatnya pengembangan minat dan bakat serta petualangan (seperti Moutain Jungle, Rock Climbing, Rafting, Caving, Conservation dst) dan peningkatan kualitas anggota (seperti pengiriman anggota MAHAPEKA untuk mengikuti pelatihan atau sekolah SAR, Gunung Hutan, Panjat Tebing, Susur Gua, Arum Jeram, KSDA, Seminar Lingkungan maupun pendidikan di tingkat nasional) selain itu juga Mahapeka memiliki kegiatan rutinan setiap tahunnya dari tahun 1990 (yakni Bakti Sosial) dan desa binaan di kawasan Banten (daerah kawasan Baduy).
VISI
Terciptanya mahasiswa/i Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung yang mampu meningkatkan profesionalisme organisasi peka terhadap masalah sosial dan lingkungan hidup serta melestarikan alam bagi kesejahteraan umat manusia.
KODE ETIK
Kode Etik MAHAPEKA Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung yang berdasarkan Q.S.Hud ayat 61.
Yang artinya :
“Dialah yang telah menciptakanmu dari bumi dan kamu sebagai pemakmurnya“
dan
Kode Etik Pemuda Pencinta Alam Seluruh Indonesia
MOTTO
“ BIARKAN KAMI BERKIPRAH DENGAN CARA KAMI SENDIRI ”
Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya kepada ibunya. “Ibu, mengapa ibu menangis?”. Ibunya menjawab, “Sebab, Ibu adalah seorang wanita, Nak”. “Aku tak mengerti” kata si anak lagi, ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. “nak, kamu memang tak akan pernah mengerti..”
Kemudian, anak itu bertanya kepada ayahnya. “Ayah, mengapa ibu menangis? Sepertinya ibu menangis tanpa ada sebab yang jelas?” Sang ayah menjawab, “Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan”. Hanya itu jawaban yang bias diberikan ayahnya. Lama kemudian, si anak itu tumbuh menjadi remaja dan tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis.
Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan “Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?”
Dalam mimpinya Tuhan menjawab,
“Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama.
Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.
Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, dan mengeluarkan bayi dan rahimnya, walau, seringkali pula, ia kerap berulangkali menerima cerca dari anaknya itu.
Kuberikan keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa.
Pada wanita, Kuberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya, walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.
Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih saying, untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Walau, tak jarang anak-anaknya melukai perasaannya, melukai hatinya.
Perasaa ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.
Kuberikan kepadanya kebijaksanaan, dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi.
Dan. Akhirnya, Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada waita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, air mata ini adalah air mata kehidupan”.
Maka, dekatkanlah diri kita pada sang ibu kalau masih hidup, karena di kakinyalah kita menemukan surga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar